Zat
Pengawet Makanan Yang Aman
Zat aditif makanan atau zat pengawet
makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dalam
jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur,
flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi
seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan
sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan
aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan
yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat
dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau
pengemasan. Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang
lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka.
sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat
aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak
mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Bahan aditif juga bisa membuat
penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau
sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah
menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.
Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan secara ketat
dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan
berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.
Jika kamu mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan
antara lain :
Nama zat pengawet dan Penyakit yang ditimbulkan:
1. Formalin :
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2. Boraks :
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3. Natamysin :
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4. Kalium Asetat :
Kerusakan fungsi ginjal.
Kerusakan fungsi ginjal.
5. Nitrit dan Nitrat :
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6. Kalsium Benzoate :
Memicu terjadinya serangan asma.
Memicu terjadinya serangan asma.
7. Sulfur Dioksida :
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8. Kalsium dan Natrium propionate :
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9. .Natrium metasulfat :
Alergi pada kulit
Alergi pada kulit
SEKILAS TENTANG BAHAN PENGAWET
Bahan pengawet pada makanan dan
minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan,
menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan. Natrium
Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet
ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang
telah disetujui penggunaannya oleh FDAdan telah digunakan oleh para produsen
makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme (jamur).
Menurut sebuah studi WHO, Sodium
Benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta
sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Sodium Benzoat banyak
digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap,
margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat,
selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel,
cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat
agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain.
International Programme on
Chemical Safety tidak menemukan adanya dampak terhadap kesehatan manusia
dengan dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari. Degradasi Sodium
Benzoat (yang dihasilkan dalam tubuh dari garam sodium) telah dipelajari secara
detail dan menunjukkan bahwa bahan-bahan ini tidak berbahaya. Sekitar 75-80%
dikeluarkan dalam jangka waktu 6 jam dan seluruh dosis akan dikeluarkan dari
dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Batasan yang ditentukan untuk
Sodium Benzoat dalam makanan bukan karena sifat racunnya, melainkan karena
jumlahnya melebihi 0.1%, bahan ini dapat meninggalkan rasa tertentu di mulut.
Sementara Kalium Sorbat dikenal
juga dengan nama Potassium Sorbat. Potassium sorbat adalah garam potassium dari
asam sorbic yang digunakan untuk menghentikan bertumbuhnya jamur. Potassium
Sorbat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti air
soda, ikan asap, ikan asin, jus buah, keju, kue, margarin, mentega, minuman
anggur, minuman ringan, produk buah-buahan yang difermentasi, roti, saos
selada, susu, yoghurt, dan lainnya. Potassium Sorbat mempertahankan kualitas
makanan dan minuman.
Fungsi BTP antara lain untuk
mengawetkan makanan, mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah
terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan, dan membentuk
makanan menjadi lebih baik, renyah, serta lebih enak di mulut. BTP juga
digunakan untuk memberi warna dan aroma agar menarik dan meningkatkan kualitas
pangan. Makanan yang baik dan tak mudah busuk tentu lebih menghemat biaya
produksi. Pada dasarnya tidak ada larangan untuk menggunakan BTP asalkan yang
dipakai memang khusus untuk makanan (food grade).
Oleh karena itu, kita perlu lebih
mengenal BTP ini untuk bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang
termasuk dalam kategori aman dikonsumsi.
Berikut ini adalah daftar bahan
tambahan pangan yang aman menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan
no.1168/Menkes/Per/X/1999 :
Pengawet makanan
* Asam benzoate sebanyak 1 g per 1
kg adonan.
* Sodium benzoate sebanyak 1 g per 1
kg adonan.
* Asam propionate sebanyak 3 g per 1
kg adonan (untuk roti).
* Belerang dioksida sebanyak 500 mg
per 1 kg adonan.
* Asam Askorbat sebanyak 200 mg per
1 kg tepung
* Aseton Peroksida penggunaan
secukupnya
* Azodikarbonamida sebanyak 45 mg 1
kg tepung
* Kalsium Stearoil-2 -laktilat
lactylate
- Adonan kue 5 g/kg bahan kering
adonan - Roti dan sejenisnya 3,75 g/kg tepung
* Sodium Stearil Fumarat 5 g/kg
tepung
* Sodium Stearoyl-2-laktilat
- Roti dan sejenisnya 3,75 g/kg
tepung - Wafel dan tepung campuran wafel 3 g/kg bahan kering - Adonan kue 5
g/kg bahan kering - Serabi dan tepung campuran serabi 3 g/kg bahan kering
* L – Sisteina L-Cysteine
(Hidroklorida)
- Tepung 90 mg/kg - Roti dan
sejenisnya secukupnya
Mengutip
dari situs Badan POM, jika pengawet makanan yang telah lolos uji labrotarium
ini digunakan sesuai batas yang ditentukan berarti aman kita konsumsi. Bahan
pengawet yang aman dikonsumsi, antara lain jenis asam dan garam benzoat,
sorbat, dan propionat, belerang dioksida dan sulfit, nitrit dan nitrat, natrium
klorida, gula, asam, nisin, natamycin, subtilin, serta antioksidan BHA dan BHT.
Benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, serta sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain. Propionat merupakan bahan pengawet untuk roti dan keju olahan. Sorbat biasanya digunakan untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah, dan keju.
Sulfit merupakan bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, dan pekatan sari nenas. Sedangkan nitrit dapat digunakan sebagai pengawet daging olahan seperti sosis, korned dalam kaleng, atau keju.
Tentu saja, ada bahan tambahan yang dilarang dipakai untuk pangan. Bahan kimia yang dikategorikan sebagai bahan berbahaya dalam pangan, yaitu asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium khlorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin
Benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, serta sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain. Propionat merupakan bahan pengawet untuk roti dan keju olahan. Sorbat biasanya digunakan untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah, dan keju.
Sulfit merupakan bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, dan pekatan sari nenas. Sedangkan nitrit dapat digunakan sebagai pengawet daging olahan seperti sosis, korned dalam kaleng, atau keju.
Tentu saja, ada bahan tambahan yang dilarang dipakai untuk pangan. Bahan kimia yang dikategorikan sebagai bahan berbahaya dalam pangan, yaitu asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium khlorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin